Nicholas Dwi Chandra
02 Oktober 2024
Kopi ● 6 menit
Nicholas Dwi Chandra
02 Oktober 2024
Kopi ● 6 menit
Hari Kopi Sedunia yang diperingati setiap tanggal 1 Oktober menjadi momentum berharga di berbagai negara. Pasalnya, Hari Kopi Sedunia menjadi ajang edukasi dan promosi kekayaan tradisi dan budidaya kopi.
Sebagai salah satu komoditas favorit, masing-masing negara memiliki keunikan tersendiri dalam proses pengolahan kopinya loh. Mengapa bisa begitu ya, Sobat Tani? Yuk, kita telusuri selengkapnya dalam artikel berikut.
Secara umum, terdapat empat metode utama yang paling sering digunakan dalam pengolahan biji kopi setelah dipanen. Keempat metode ini adalah metode pencucian (washed method), kering alami (natural/dry method), honey/semi-dry method, dan giling basah (wet-hulled method).
Ragam proses pengolahan biji kopi setelah panen ini didasari oleh perbedaan kondisi iklim, cuaca, serta faktor ekonomis dan budaya. Proses yang terus dilestarikan ini pada akhirnya memunculkan ciri khas kopi dari daerah masing-masing.
Metode pengeringan alami ini menghasilkan kopi yang paling umum ditemukan di berbagai belahan dunia. Beberapa negara utama yang menerapkan metode ini adalah Etiopia dan Brasil.
Ciri khas dari metode ini adalah komponen daging buah yang dibiarkan menempel bersama biji selama proses pengeringan. Meski proses ini paling sederhana, proses pengeringan menjadi berlangsung cukup lama (hingga 3 minggu). Proses ini juga berisiko memunculkan fermentasi lanjutan dari daging buah yang masih menempel di biji kopi selama proses pengeringan. Kopi hasil pengeringan alami ini memiliki cita rasa manis, lembut, dan cenderung kompleks.
Dry method pada kopi
Sumber: Sprudge.com
Metode honey atau semi-kering memiliki kemiripan dengan metode natural dry, yaitu metode mengeringkan buah kopi. Akan tetapi, metode honey melibatkan pengupasan kulit dan daging buah kopi sebelum proses fermentasi. Metode ini banyak digunakan di negara dengan kelembapan rendah seperti Kosta Rika, Brasil, dan beberapa negara di Amerika bagian tengah.
Proses ini tidak memerlukan pencucian biji kopi, melainkan langsung difermentasi untuk waktu cukup panjang. Jadi, biji kopi yang masih berlapisan lendir akan memengaruhi hasil fermentasi. Metode honey menghasilkan kopi dengan aroma buah-buahan, manis, dan tidak terlalu asam.
Honey method pada kopi
Sumber: Equator Coffee Roasters
Sesuai namanya, metode pencucian atau washed method dicirikan dengan pencucian biji kopi dengan air. Metode ini membutuhkan banyak air dan sumber daya manusia dalam praktik alaminya. Beberapa daerah yang menerapkan metode ini adalah negara-negara bercurah hujan tinggi seperti Kolombia dan Meksiko.
Awalnya, buah kopi dikupas kulit dan dagingnya dengan alat pengupas (depulper). Kemudian, biji kopi dengan lapisan pembungkus berlendir (parchment) direndam selama 24-36 jam untuk proses fermentasi, lalu dicuci kembali. Terakhir, biji kopi akan dikeringkan hingga kadar air 10-12%. Proses ini memerlukan bantuan cahaya matahari untuk proses pengeringannya. Kopi yang dihasilkan dari metode ini memiliki rasa yang relatif lebih ringan dan keasaman lebih tinggi dibandingkan hasil olahan metode lainnya.
Fermentasi kopi washed method
Sumber: saborez.co.za
Metode giling basah adalah metode yang banyak digunakan di Indonesia. Metode ini ideal digunakan di kondisi kelembapan tinggi karena tidak melalui proses pengeringan biasa seperti pada kebanyakan metode lainnya serta lebih hemat air dibandingkan washed method.
Meski sama-sama dicuci seperti pada washed method, metode ini berbeda karena perendaman fermentasi tetap menyisakan lapisan pembungkus biji (parchment) untuk dikeringkan. Proses pemisahan parchment dilakukan setelah proses pengeringan selesai.
Proses fermentasi yang unik pada giling basah memunculkan rasa kopi yang pekat dan unik. Akan tetapi, memang terdapat risiko ketidakseragaman kualitas kopi akibat variasi fermentasi biji kopi berkulit tersebut.
Hasil metode giling basah kopi
Sumber: FnB Tech
Itulah beberapa metode pengolahan kopi yang populer di berbagai negara. Apakah Sobat Tani sudah pernah mencicipi kopi hasil dari masing-masing metode tersebut?
Referensi
Aswathi, K.N., & Murthy, P.S. (2024). Pulped natural/honey coffee process: An innovative approach. Food and Humanity 2. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2949824424000624.
Haile, M., & Hee Kang, W. (2020). The Harvest and Post-Harvest Management Practices’ Impact on Coffee Quality. IntechOpen. https://doi.org/10.5772/intechopen.89224.
Rotta, N.M., et al. (2021). A comprehensive analysis of operations and mass flows in postharvest processing of washed coffee. Resources, Conservation and Recycling 170. https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0921344921001610.
Minta bantuan Pak Dayat