Preloader Logo

Siapa Sangka, Jagung Bisa Jadi Bahan Bakar di Masa Depan!

Cover Article

Jagung digadang-gadang sebagai salah satu bahan bakar masa depan Indonesia. Mengingat jagung dapat dibudidayakan di Indonesia, potensinya sebagai sumber energi terbarukan sangat besar. Jagung akan dimanfaatkan sumber bahan bakar berbasis bioetanol.

Bioetanol dari jagung diteliti mampu menekan emisi karbon penyebab pemanasan global. Namun, ternyata masih terdapat beberapa kendala yang menghambat pemanfaatan jagung sebagai bahan bakar terbarukan di Indonesia. Inilah penjelasan mengenai potensi bioetanol jagung dan tantangannya di Indonesia yang perlu Sobat Tani ketahui.

Pengembangan Bioetanol Jagung

Bioetanol merupakan jenis alkohol etanol yang diproduksi melalui metode biologis. Pembuatan bioetanol memanfaatkan proses fermentasi gula dari mikroorganisme. Proses biologis ini memungkinkan bioetanol untuk diperbaharui dalam waktu cukup singkat dibandingkan proses pembentukan minyak bumi dari fosil.

Gula yang diperlukan dalam proses fermentasi bioetanol diperoleh dari bahan nabati yang tersedia dalam jumlah melimpah. Beberapa contoh bahan baku yang digunakan antara lain seperti tebu, jagung, gandum, dan sorgum.

Bioetanol dari jagung

Bioetanol dari jagung
Sumber: The Rio Times

Bioetanol mampu digunakan sebagai pengganti bahan bakar fosil pada kendaraan yang umum digunakan saat ini. Hal tersebut menjadikan bioetanol sebagai energi transisi yang potensial dan realistis dan lebih ramah lingkungan.

Di negara lain seperti Brasil, bahan baku jagung telah berhasil digunakan sebagai campuran bahan bakar hingga 50% dari komposisi bensin semula. Hasilnya, pemanfaatan jagung sukses dilakukan selama bertahun-tahun dan menyumbang 14,6% produksi BBM Brasil per tahun 2022/2023.

Fasilitas produksi bioetanol jagung

Fasilitas produksi bioetanol jagung
Sumber: Novozymes

Indonesia sendiri sudah pernah mengembangkan bioetanol dari jagung maupun tebu. Hasil penelitian menunjukkan potensi penggantian bahan bakar fosil yang menjanjikan. Akan tetapi, hingga kini implementasinya ternyata masih belum maksimal karena beberapa pertimbangan.

Dilema Penggunaan Jagung sebagai Bioetanol

Produksi jagung di Indonesia memang cukup melimpah. Namun, ternyata Indonesia masih mengimpor jagung untuk memenuhi kebutuhan lokal. Selama periode 2022-2023, Indonesia masih mengimpor sekitar 450 ribu ton jagung dari beberapa negara lain seperti Amerika Serikat dan Thailand. Tentu Indonesia tidak bisa bergantung pada impor jagung tambahan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar.

Pengolahan bulir jagung menjadi bahan bakar dapat mengganggu ketersediaan jagung sebagai bahan pangan di Indonesia. Hal ini serupa dengan pertimbangan alokasi kelapa sawit sebagai minyak goreng dan bahan bakar. Maka dari itu, sebagian penelitian mencoba untuk mencari alternatif dari bulir jagung sebagai bahan pembuatan bioetanol.

Dari Sisa Jadi Manfaat

Karena bulir jagung memiliki nilai ekonomis tinggi sebagai bahan pangan, sejumlah peneliti berusaha untuk mencari alternatif. Salah satu cara adalah melalui pengolahan limbah jagung sebagai bahan bioetanol. Upaya ini telah dicoba mengingat limbah tanaman jagung memiliki nilai ekonomis yang rendah.

Beberapa penelitian menunjukkan potensi pemanfaatan limbah tongkol, batang, dan jerami dari jagung sebagai bahan pembuatan bioetanol. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengemukakan bahwa Indonesia memiliki limbah biomassa tongkol jagung sebanyak 28,02 juta ton. Angka ini menunjukkan ruang pemanfaatan limbah pertanian sebagai alternatif bahan baku energi terbarukan.

Limbah jagung tersebut dinilai potensial dan siap untuk dimanfaatkan bersama beberapa jenis limbah pertanian lainnya tanpa perlu membuka lahan lagi. Salah satu instansi yang telah memproduksi bioenergi dari limbah jagung adalah PLN Nusantara Power (anak perusahaan PLN) bersama Pemerintah Kabupaten Jenepotno, Sulawesi Selatan dalam PLTU Punagaya.

Limbah jagung

Limbah jagung
Sumber: Tribun Medan

Indonesia sebagai negara pertanian memiliki potensi besar dalam produksi energi terbarukan hayati. Tidak hanya pertanian konvensional, kombinasi pertanian dengan teknologi ternyata mampu memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang lebih besar. Apakah Sobat Tani punya ide pemanfaatan bahan tani lain sebagai sumber energi terbarukan?

Referensi

Anida, N. (2024). Solusi Energi Bersih Indonesia: Ubah Limbah Jagung Jadi Biomassa. Owntalk.co.id. https://owntalk.co.id/2024/07/14/solusi-energi-bersih-indonesia-ubah-limbah-jagung-jadi-biomassa/.

Ayyanna, C., et al. (2023). Bioethanol Production. Intech Open. https://www.researchgate.net/publication/368797464_Bioethanol_Production.

Komalasari, T.D. (2023). BRIN Temukan Limbah Jerami dan Sekam Padi Dapat Menjadi Bioetanol. Msn.com. https://www.msn.com/id-id/ekonomi/ekonomi/brin-temukan-limbah-jerami-dan-sekam-padi-dapat-menjadi-bioetanol.

Susmiati, Y. (2018). Prospek Produksi Bioetanol dari Limbah Pertanian dan Sampah Organik. Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri 7(2): 67-80.

Zulfikar, F. (2024). Brasil Sukses Ubah Tebu & Jagung Jadi BBM, Apakah Lebih Ramah Lingkungan? Detik.com. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7250443/brasil-sukses-ubah-tebu-jagung-jadi-bbm-apakah-lebih-ramah-lingkungan.

Minta bantuan Pak Dayat