
Indonesia adalah salah satu produsen kakao terbesar di dunia, dengan posisi keempat dalam hal produksi global. Namun, di balik kesuksesan ini, industri kakao menghasilkan banyak limbah, khususnya kulit buah kakao, yang dapat menimbulkan masalah serius bagi lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Menyadari hal ini, artikel ini mengulas bagaimana limbah kulit buah kakao, yang mencakup sekitar 70% dari total berat buah, dapat dimanfaatkan menjadi pupuk organik cair. Pupuk ini memiliki berbagai keuntungan, seperti penyediaan unsur hara yang cepat terserap oleh tanaman, serta dampak ekologis yang positif, termasuk menurunkan kandungan logam berat dan meningkatkan kesuburan tanah.
Tidak hanya bermanfaat secara ekologis, pengolahan limbah kakao menjadi pupuk organik cair juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan. Efisiensi dalam pemupukan yang dihasilkan dapat mengurangi biaya penggunaan pupuk kimia sintesis, dan bahkan memungkinkan pupuk organik cair ini dipasarkan untuk menambah pendapatan petani.
Melalui tulisan ini, kami berharap dapat memberikan wawasan lebih dalam mengenai potensi pemanfaatan limbah kakao untuk mendukung keberlanjutan pertanian dan meningkatkan kesejahteraan petani.