Kehadiran gulma akan menghambat pertumbuhan tanaman karena gulma merupakan competitor tanaman budi daya. Gulma dan tanaman budi daya akan saling memperebutkan ruang tumbuh, air, unsur hara dan cahaya matahari. Untuk mengurangi bahkan meniadakan dampak kompetisi antara gulma dengan tanaman budi daya maka dilakukan tindakan pengendalian. Tujuan utama dari pengendalian gulma ialah untuk mengelola gulma sehingga tercipta suatu keseimbangan lingkungan tertentu antara gulma dan tanaman, atau untuk menciptakan suatu kondisi lingkungan yang optimal bagi pertumbuhan tanaman budi daya/tanaman pokok sehingga daya saingnya terhadap gulma meningkat.
Pertumbuhan Gulma Yang Masif di Pertanaman Padi
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh di sekitar pertanaman budi daya yang kehadirannya tidak dikehendaki, sehingga meskipun di pertanaman terdapat tumbuhan dengan nilai ekonomi tinggi namun jika keberadaannya tidak dikehendaki, tetap digolongkan sebagai gulma.
Pengendalian gulma dapat didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan untuk menghentikan persaingan antara tanaman budi daya dengan gulma yang ada di dalam satu lahan yang sama.
Tabel. Jenis-jenis gulma beserta contohnya
No | Jenis Gulma | Deskripsi | Contoh Gulma |
---|---|---|---|
Berdasarkan Morfologi | |||
1 | Gulma Rumputan (Grasses) | Gulma golongan rumput termasuk dalam suku/famili Gramineae/Poaceae. Ciri-ciri umum gulma golongan rumput antara lain memiliki batang bulat atau agak pipih dan rata-rata berongga. Daun-daun soliter pada buku-buku (ruas), tersusun dalam dua deret, umumnya memiliki tulang daun sejajar. Gulma terdiri atas dua bagian, yaitu pelepah daun dan helaian daun. Daun pada umumnya berbentuk garis dengan tepi yang rata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun. Gulma dalam kelompok ini berdaun sempit seperti teki tetapi menghasilkan stolon. Stolon ini di dalam tanah berbentuk jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. | Cynodon dactylon (L.) Pers. (kakawatan, grinting); Eleusine indica (L.) Gaena (rumput kelulang, jampang); Imperata cylindrica (L.) Beauv (alang-alang); Echinochloa crus-galli (L.) Cerv ( jajagoan); Echinochloa colanum (L.) Cerv (jajagoan leutik); Panicum repens L. (lulampuyangan); Paspalum conjugatum Bergrn (jukut japang pait, jukut pait), dan lain-lain. |
2 | Gulma Tekian (Sedges) | Gulma golongan teki termasuk dalam familia Cyperaceae. Batang umumnya berbentuk segitiga, kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun(ligula). Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindungi oleh suatu daun pelindung. Buahnya tidak membuka. Kelompok teki-tekian memiliki daya tahan luar biasa terhadap pengendalian mekanis, karena memiliki umbi batang di dalam tanah yang mampu bertahan dalam jangka waktu lama. | Cyperus brevifolius (jukut pendul); Cyperus rotundus L (teki); Cyperus difformia L. (jukut papayungan); Cyperus halpan L. (papayungan); Cyperus iria L. (jekeng, lingih alit), dan lain-lain. |
3 | Gulma Daun Lebar (Broadleaves) | Gulma berdaun lebar umumnya termasuk Dicotyledoneae dan Pteridophyta. Daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budi daya. Kompetisi terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. | Salvinia molesla D.S Mit het (kimbang, kayambang janji, lukut cai, lukut); Marsilea crenala presl (semangi, samanggen); Azolla pinnata R. Br (kaya apu dadak); Limnocharis fIava L. Buch (genjer, centong); Ageratum conyzoides L. (bebadotan, wedusan), dan lain-lain |
Berdasarkan Siklus Hidup | |||
1 | Gulma Semusim (Annual Weeds) | Siklus hidup gulma semusim mulai dari berkecambah, berproduksi, sampai akhirnya mati berlangsung selama satu tahun. Pada umumnya, gulma semusim mudah dikendalikan, namun pertumbuhannya sangat cepat karena produksi biji sangat banyak. Oleh karena itu, pengendalian gulma semusim memerlukan biaya yang lebih besar. | Amaranthus sp. (bayam duri); Digitaria sp. (rumput jampang); Eleusine indica (lulangan, rumput belulang), dan lain-lain |
2 | Gulma Dua Musim (Biannual Weeds) | Siklus hidup gulma dua musim lebih dari satu tahun, namun tidak lebih dari dua tahun. Pada tahun pertama gulma ini menghasilkan bentuk roset, pada tahun kedua berbunga, menghasilkan biji, dan akhimya mati. Pada periode roset, gulma jenis ini pada umumnya sensitif terhadap herbisida. | Aretium sp.; Circium vulgare; Verbascum thapsus, dan lain-lain |
3 | Gulma Tahunan (Parennial Weeds) | Siklus hidup gulma tahunan lebih dari dua tahun dan mungkin tidak terbatas (menahun). Jenis gulma ini kebanyakan berkembang biak dengan biji, meskipun ada juga yang berkembang biak secara vegetatif. Gulma tahunan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Misalnya, pada musim kemarau jenis gulma ini seolah-olah mati karena ada bagian yang mengering, namun bila ketersediaan air cukup, gulma akan segera bersemi kembali. | Cynodon dactylon; Cyperus rotundus; Imperata cylindrical, dan lain-lain |
Agar dihasilkan tanaman dengan pertumbuhan yang optimal maka kehadiran gulma harus dikendalikan. Pengendalian gulma merupakan serangkaian tindakan untuk menghentikan persaingan antara tanaman budi daya dengan gulma. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan 2 upaya, yaitu upaya pencegahan (preventif) dan upaya pengendalian (kuratif).
Upaya pencegahan tumbuhnya gulma dapat dilakukan dengan cara:
Pembersihan lahan dari gulma sebelum membudidayakan tanaman.
Pemisahan biji gulma yang mungkin ikut tercampur di benih atau yang melekat pada alat-alat pertanian.
Penggunaan pupuk kandang yang sudah matang guna mencegah kontaminasi biji gulma.
Pencegahan pengangkutan tanaman, tanah maupun benda yang memberikan potensi pemindahan benih gulma maupun gulma ke lahan budi daya.
Pengaplikasian herbisida pra tumbuh
Apabila upaya pencegahan tidak mampu mencegah atau menghambat tumbuhnya gulma maka dilakukan upaya pengendalian. Pengendalian gulma ini perlu memperhatikan berbagai hal, seperti jenis gulma dominan, umur gulma, jenis tanaman budi daya, umur tanaman, ketersediaan tenaga kerja, kondisi lingkungan dan cuaca. Adapun upaya pengendalian gulma yang dapat dilakukan antara lain:
Tabel. Upaya teknik pengendalian gulma
No | Teknik Pengendalian | Penjelasan | Ilustrasi |
---|---|---|---|
1 | Pengendalian gulma secara fisik | Pengolahan tanah Pengolahan tanah menggunakan alat-alat seperti cangkul, garu, bajak, traktor yang berfungsi untuk memberantas gulma. Efektifitas alat-alat pengolah tanah di dalam memberantas gulma tergantung beberapa faktor seperti siklus hidup dari gulma, penyebaran akar, umur dan ukuran infestasi. | |
Pembabatan (pemangkasan/mowing) Pembabatan umumnya hanya efektif untuk mematikan gulma setahun dan relatif kurang efektif untuk gulma tahunan. Efektivitas cara ini tergantung pada waktu pemangkasan, interval (ulangan) Pembabatan sebaiknya dilakukan pada waktu gulma menjelang berbunga atau pada waktu daunnya sedang tumbuh dengan hebat. | |||
Penggenangan Penggenangan efektif untuk memberantas gulma dengan menggenangi sedalam 15 – 25 cm selama 3 – 8 minggu. harus cukup terendam sehingga pertumbuhan gulma tertekan. | |||
Pembakaran Suhu kritis yang menyebabkan kematian pada kebanyakan sel adalah 45 – 55°C, kematian dari sel-sel yang hidup pada suhu di atas disebabkan oleh koagulasi pada protoplasmianya. Pembakaran secara terbatas masih sering dilakukan untuk membersihkan tempat-tempat dari sisa-sisa tumbuhan setelah dipangkas. Pembakaran juga dapat mematikan insekta dan hama lain serta penyakit seperti cendawan, bakteri kekurangan dari sistem ini dapat mengurangi kandungan humus atau mikroorganisme tanah, dapat memperbesar erosi. | |||
Mulsa (mulching) Penggunaan mulsa untuk mencegah cahaya matahari tidak sampai ke gulma, sehingga gulma tidak dapat melakukan fotosintesis, akhirnya akan mati dan pertumbuhan yang baru (perkecambahan) dapat dicegah. Bahan-bahan yang dapat digunakan untuk mulsa antara lain jerami, pupuk hijau, sekam, serbuk gergaji, kertas dan plastik. | |||
2 | Pengendalian secara biologis | Pengendalian gulma secara biologis (hayati) dengan menggunakan organisme lain, seperti unggas, insekta, fungi, bakteri sebagainya. Pengendalian biologis yang intensif dengan insekta atau fungi dapat berpotensi mengendalikan gulma secara biologis. | |
3 | Pengendalian secara kimia | Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yang luas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman, mempunyai efek residu terhadap pencemaran lingkungan. Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak berhasil. |
Pengendalian gulma menggunakan herbisida menjadi teknik pengendalian yang banyak diterapkan oleh petani karena sifatnya yang praktis.
Namun demikian penggunaan herbisida juga perlu diperhatikan agar efek negatif yang ditimbulkan tidak terlalu tidak besar.
Agar dicapai efektifitas dan efisiensi dalam pengendalian gulma, pemilihan bahan aktif dalam herbisida harus sesuai dengan tujuan dan peruntukannya.
Keterangan Bahan Aktif pada Label Kemasan Herbisida
Berikut merupakan pengelompokan herbisida agar sesuai dengan penggunaannya:
Tabel. Jenis herbisisida dan contoh bahan aktifnya
No | Herbisida | Deskripsi | Contoh Bahan Aktif |
---|---|---|---|
Berdasarkan Pertumbuhan Gulma | |||
1 | Herbisida Pratumbuh | Herbisida ini diaplikasikan pada tanah sebelum gulma tumbuh. Semua herbisida pra tumbuh, adalah soil acting herbicide atau herbisida yang diaplikasikan ke tanah dan bersifat sistemik. | diuron, bromacil, oksadiazon, oksifluorfen, ametrin, butaklor dan metil metsulfuron. |
2 | Herbisida Pascatumbuh | Herbisida ini diaplikasikan saat gulma sudah tumbuh. Semua herbisida pasca tumbuh adalah foliage applied herbicide atau herbisida yang diaplikasikan ke gulma dan bisa bersifat sistemik ataupun non sistemik. | glifosat, paraquat, glufusinat dan propanil. |
Berdasarkan Selektivitasnya | |||
1 | Herbisida Selektif | Herbisida selektif adalah herbisida yang bersifat beracun untuk gulma tertentu. | ametrin, diuron, oksifluorfen, klomazon dan karfentrazon |
2 | Herbisida Nonselektif | Herbisida nonselektif adalah herbisida yang dapat mematikan hampir semua jenis tumbuhan termasuk tanaman yang dibudidayakan. | glifosat dan paraquat |
Berdasarkan Translokasi Dalam Tumbuhan | |||
1 | Herbisida Kontak (Tidak Ditranslokasikan) | Herbisida kontak mengendalikan gulma dengan cara mematikan bagian gulma yang terkena langsung dengan herbisida. Sifat herbisida ini tidak ditranslokasikan atau tidak dialirkan dalam tubuh gulma. | bahan aktif herbisida kontak yang bersifat selektif yaitu oksifluorfen, oksadiazon dan propanil. Sementara bahan aktif herbisida kontak yang bersifat non selektif seperti parakuat dan glufosinat. |
2 | Herbisida Sistemik (Ditranslokasikan) | Herbisida sistemik dapat mematikan gulma melalui translokasi racun ke seluruh bagian-bagian gulma. Herbisida jenis ini dapat diaplikasikan melalui tajuk maupun melalui tanah. | herbisida yang melalui tajuk yaitu herbisida glifosat, sulfosat dan ester, sedangkan yang melalui tanah yaitu herbisida ametrin, atrazin, metribuzin dan diuron |
Dalam memilih herbisida perlu dipertimbangkan terlebih dahulu gulma apa yang akan dikendalikan dan pada tanaman apa yang dibudidayakan. Sebagai contoh herbisida non selektif (glifosat) sering digunakan untuk mengendalikan gulma pada tanaman yang berbatang keras, tanpa olah tanah pada pertanaman jagung, singkong, perkebunan sawit, nanas dan mangga. Tetapi tidak cocok untuk pengendalian gulma untuk tanaman lunak seperti kebun bunga dan pertanaman padi karena bisa saja tanaman tersebut ikut mati karena herbisida tersebut. Sementara, herbisida selektif berbahan aktif atrazin biasa digunakan pada pertanaman jagung dan tebu, herbisida ini sasarannya pada gulma berdaun lebar dan sempit.
Minta bantuan Pak Dayat