Preloader Logo

Jagung Transgenik: Masa Depan Indonesia yang Sustainable

Cover Article

Tanaman transgenik merupakan tanaman yang sering digadang-gadang menjadi penyebab gangguan kesehatan manusia. Namun, hal tersebut belum memiliki catatan ilmiah yang begitu kuat, seperti dijelaskan dalam Cancer Council AU (2021) dan Cancer Research UK (2022), bahwa tidak ada bukti nyata yang menunjukkan hubungan antara makanan yang dimodifikasi secara genetik saat ini dengan penyebab kanker. Pernyataan lain, Touyz (2013), turut mendukung bahwa penyebab kanker atau pertumbuhan kanker (karsonogenesis) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan konsumsi makanan yang berasal dari tanaman modifikasi. Selanjutnya, dalam uji literatur oleh Sanchez & Parrott (2017), dijelaskan bahwa sebanyak 35 artikel ilmiah menunjukkan belum adanya bukti yang signifikan, baik metodologi penelitian & hasil percobaan yang mendorong bahwa tanaman transgenik terbukti mempengaruhi kesehatan.

Sisi Ekonomi Terhadap Inovasi Penanaman Jagung Transgenik

Dalam sisi ekonomi, kemungkinan terbesar jagung transgenik memiliki peluang yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan dari banyak lini, mencangkup petani, peternak, dan pedagang, & masyarakat. Hal ini dikarenakan tanaman transgenik memiliki karakteristik yang jauh kuat dari pada tanaman hibrida, hal ini dikonfirmasi oleh Mahmuda., et al (2022) bahwa tanaman transgenik, baik jagung, kedelai, maupun padi, memiliki tingkat potensi hasil yang jauh lebih tinggi dari pada tanaman hibrida dan inbrida di ekosistem yang marjinal. Hal tersebut menjadikannya cocok dalam meningkatkan kecukupan gizi masyarakat. Selain meningkatkan perbaikan gizi, tanaman transgenik khususnya pada tanaman jagung juga dapat meningkatkan nilai ekonomi pada suatu negara. Hal ini dikonfirmasi oleh Brookes & Barfoot (2014) bahwa tanaman GMO memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi global khususnya di negara maju dan berkembang, hal ini dapat dilihat sejak tahun 1990-an.

Tanaman jagung transgenik di Filipina

Jagung transgenik di Filipina
Sumber: sunrise.com

Sisi Sosial Terhadap Inovasi Penanaman Jagung Transgenik

Tidak sampai di situ saja, dalam keunggulan tanaman jagung transgenik memiliki keunggulan pada mengurangi tingkat residu penggunaan bahan kimia herbisida dan menekan biaya on farm, kedua hal tersebut merupakan hal yang penting dalam proses usaha tani untuk meningkatkan profitabilitas. Brookes (2022) dalam studi terbarunya menunjukkan bahwa tanaman jagung transgenik dengan resistensinya terhadap herbisida jauh lebih menghemat pengeluaran petani dalam pengendalian gulma, selain itu juga beberapa petani yang menggunakan teknologi bibit jagung transgenik tahan herbisida memperoleh hasil panen yang lebih tinggi dibandingkan menerapkan kultur teknis jagung hibrida yang menggunakan herbisida dan pengendalian mekanis (teknologi konvensional). Sejalan dengan penelitian Eathington et al., (2007), tanaman jagung bioteknologi yang memiliki tiga sifat/triple stack lebih menghasilkan tonase/hasil yang tinggi dari pada tanaman jagung hibrida.

Perbandingan sifat jagung triple stack

Hasil studi terkait perbandingan hasil jagung triple stack/tiga sifat dengan non trasngenik.
Sumber: Eathington et al., (2007)

Sisi Sosial & Lingkungan Terhadap Inovasi Penanaman Jagung Transgenik

Dari akumulasi fakta-fakta tulisan ini diharapkan berlabuh untuk penerapan sistem budidaya jagung di Indonesia bahwa perlunya mengikuti perkembangan dunia pertanian agar tidak tertinggal, hal ini dikarenakan negara-negara di Asia Tenggara telah menggunakan inovasi jagung transgenik; seperti Vietnam dan Filipina. Dalam laporan Sanglestsawai et al., (2014) menjelaskan temuannya bahwa penerapan jagung transgenik (GMO) pada petani miskin negara Filipina memberikan dampak hasil yang sangat positif, sehingga dapat menjadi teknologi pro terhadap petani miskin, begitu pula dari temuan Brookes & Dinh (2020) memaparkan hal yang sama, di mana perbandingan jagung transgenik yang memiliki resistensi herbisida dan penggorok batang (Ostrinia furnacalis) dengan tanaman jagung hibrida lokal asal Vietnam memberikan hasil bahwa tanaman transgenik dapat mengungguli varietas lokal hibrida pada segi hasil panen, biaya produksi dan penggunaan insektisida, serta herbisida, sehingga mengurangi dampak pencemaran lingkungan yang berlebih.

Jagung transgenik resmi di Indonesia

Produk komersil varietas jagung transgenik/bioteknologi yang sudah resmi tersebar di Indonesia dan dapat diakses oleh petani ditoko pertanian

Untuk itu di Indonesia sendiri telah ada beberapa jenis perusahaan yang telah memproduksi benih jagung transgenik yang telah lolos uji perizinan dan telah diterapkan di kabupaten Lamongan dan Grobogan, Jawa Tengah (Pressrelease.id).

Referensi

Cancer.Org.au. (2021). Can genetically modified produce cause cancer? Cancer.or.au. Retrieved October 16, 2024, from https://www.cancer.org.au/iheard/can-genetically-modified-produce-cause-cancer.

CancerResearchUk (2022). Do genetically modified (GM) foods cause cancer? Retrieved October 16, 2024, from https://www.cancerresearchuk.org/about-cancer/causes-of-cancer/cancer-myths/do-genetically-modified-foods-cause-cancer.

Touyz L. Z. (2013). Genetically modified foods, cancer, and diet: myths and reality. Current oncology (Toronto, Ont.), 20(2), e59–e61. https://doi.org/10.3747/co.20.1283.

Sánchez, M. A., & Parrott, W. A. (2017). Characterization of scientific studies usually cited as evidence of adverse effects of GM food/feed. Plant biotechnology journal, 15(10), 1227–1234. https://doi.org/10.1111/pbi.12798.

Mahmuda, R., Mondal, S., Rahman, A., Ahmed, M., Parvin, S., & Ahmed, T. (2022). Genetically Modified Crop vs Hybrid Crops and their Impact on Health and Environment. European Journal of Nutrition & Food Safety, 14(12), 50–61. https://doi.org/10.9734/ejnfs/2022/v14i121281.

Brookes, G., & Barfoot, P. (2014). Economic impact of GM crops: the global income and production effects 1996-2012. GM crops & food, 5(1), 65–75. https://doi.org/10.4161/gmcr.28098.

Brookes G. (2022). Farm income and production impacts from the use of genetically modified (GM) crop technology 1996-2020. GM crops & food, 13(1), 171–195. https://doi.org/10.1080/21645698.2022.2105626.

Eathington S, Crosbie TM, Edwards MD, Reiter RS, Bull JK (2007) Molecular markers in a commercial breeding program. Crop Sci (Suppl 3) 47 S154–S163.

Sanglestsawai, S., Rejesus, R. M., & Yorobe, J. M. (2014). Do lower yielding farmers benefit from Bt corn? Evidence from instrumental variable quantile regressions. Food Policy, 44(1), 285-296. https://doi.org/10.1016/j.foodpol.2013.09.011.

Brookes, G., & Dinh, T. X. (2020). The impact of using genetically modified (GM) corn/maize in Vietnam: Results of the first farm-level survey. GM Crops & Food, 12(1), 71–83. https://doi.org/10.1080/21645698.2020.1816800.

Pressrelase.id (2024). Jagung Bioteknologi Pertama dengan Keunggulan Ganda di Indonesia Mulai Dipasarkan. Press Release.id. Retrieved October 16, 2024, from https://pressrelease.kontan.co.id/news/jagung-bioteknologi-pertama-dengan-keunggulan-ganda-di-indonesia-mulai-dipasarkan.

Minta bantuan Pak Dayat