Azhar Irsyad Said
23 Oktober 2024
General ● 6 menit
Azhar Irsyad Said
23 Oktober 2024
General ● 6 menit
Krisis pangan global menjadi tantangan utama yang semakin nyata di era perubahan iklim, pertumbuhan populasi, dan penurunan kualitas lahan pertanian. Ketidakstabilan cuaca yang ekstrem, degradasi tanah dan ketergantungan pada pertanian tradisional telah mengancam ketahanan pangan di banyak wilayah dunia. Di tengah berbagai solusi yang diusulkan, salah satu pendekatan yang menarik perhatian adalah pemanfaatan alga sebagai sumber pangan alternatif dan solusi pertanian berkelanjutan.
Alga, organisme akuatik yang tumbuh di laut, air tawar, dan lingkungan lembap, memiliki potensi besar untuk menjadi alternatif sumber pangan dan solusi pertanian masa depan. Ada beberapa keunggulan dari alga sebagai pilihan yang tepat yaitu:
Alga dapat tumbuh dengan sangat cepat dibandingkan tanaman konvensional. Dalam kondisi optimal, Alga bisa berlipat ganda hanya dalam beberapa jam, memberikan hasil panen yang lebih cepat dan berlimpah.
Alga tidak memerlukan lahan subur, pupuk kimia, atau pestisida. Mereka dapat dibudidayakan di lautan atau tangki khusus, mengurangi tekanan pada lahan pertanian darat yang semakin terbatas dan terdegradasi.
Alga memiliki kandungan protein, vitamin, mineral, dan asam lemak esensial yang sangat tinggi. Beberapa jenis alga seperti Spirulina dan Chlorella telah lama dikenal sebagai sumber nutrisi yang luar biasa.
Alga berperan penting dalam penyerapan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer, membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan memitigasi perubahan iklim
Pertanian global menghadapi beberapa masalah mendesak yang membuat ketahanan pangan semakin rapuh seperti perubahan iklim, penggunaan lahan yang berlebihan, krisis air, dan ketergantungan pada pupuk dan pestisida. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, berikut adalah beberapa solusi berbasis alga yang dapat diterapkan untuk pertanian global:
Sistem akuaponik adalah gabungan dari akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (pertanian tanpa tanah), di mana alga dapat menjadi bagian dari siklus tersebut. Alga berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi ikan sekaligus sebagai penjernih air, menciptakan sistem pertanian tertutup, berkelanjutan, dan efisien dalam penggunaan sumber daya.
Alga seperti spirulina dan chlorella telah diproses menjadi berbagai produk pangan, mulai dari suplemen hingga bahan makanan alternatif. Penggunaan alga sebagai sumber protein baru ini dapat mengurangi ketergantungan pada daging hewani, menghemat sumber daya alam, dan mengurangi emisi gas rumah kaca dari peternakan.
Selain sebagai sumber pangan, alga juga bisa digunakan dalam produk biofuel. Dibandingkan tanaman bioenergi lainnya, alga memiliki potensi yang jauh lebih besar dalam menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan tanpa mengganggu suplai pangan global. Ini memberikan manfaat ganda yaitu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memperkuat sektor energi terbarukan.
Alga bisa diolah sebagai pupuk organik yang kaya akan nutrisi. Ini dapat menggantikan pupuk kimia yang merusak tanah dan air. Pupuk alga meningkatkan kesuburan tanah tanpa mengurangi nutrisi alami, sekaligus memperbaiki struktur tanah yang terdegradasi.
Pertanian berbasis alga tidak hanya menjawab kebutuhan pangan dan energi, tetapi juga menawarkan cara untuk melestarikan lingkungan. Dalam jangka panjang, teknologi ini dapat mengurangi tekanan pada lahan pertanian dan sumber daya air, serta mendukung transisi menuju ekonomi sirkular yang berfokus pada keberlanjutan. Untuk mengimplementasikan pertanian berbasis alga secara luas, dibutuhkan dukungan penelitian, investasi infrastruktur, serta kebijakan yang mendorong inovasi di sektor pertanian. Kolaborasi antara pemerintah industri dan akademis sangat penting dalam mewujudkan solusi ini.
Alga sebagai salah satu sumber daya hayati yang terabaikan, memiliki potensi besar untuk menjadi solusi bagi tantangan pertanian dan ketahanan pangan global. melalui pendekatan inovatif seperti pertanian akuaponik, biofuel, dan pemanfaatan alga sebagai pangan alternatif, Kita dapat mengurangi dampak negatif pertanian tradisional dan menghadirkan solusi berkelanjutan untuk masa depan yang lebih baik.
Referensi
https://sawitindonesia.com/makroalga-sumber-bioenergi-terbarukan-di-masa-depan/
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1319562X22001759
https://ftmm.unair.ac.id/bbm-terbarukan-biofuel-alga-berbasis-nanoteknologi/
https://umsu.ac.id/health/pengertian-kandungan-dan-manfaat-alga/
Minta bantuan Pak Dayat