Dirham
18 Oktober 2024
General ● 5 menit
Dirham
18 Oktober 2024
General ● 5 menit
Sektor pertanian merupakan salah satu tujuan dalam mewujudkan sasaran Pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDGs). Untuk bisa mencapai salah satu tujuan SDGs, yaitu meningkatkan produktivitas pertanian di Indonesia, maka perlu adanya pengendalian serangan hama di pertanian yang menjadi faktor utama dalam penurunan produksi pertanian. Lalat buah menjadi salah satu hama yang sangat merugikan dalam pertanian buah maupun sayur di Indonesia, sehingga permasalahan tersebut perlu dikaji bersama. Diperlukan para ahli pakar dalam bidang pertanian agar bisa memberikan solusi dalam mengendalikan serangan lalat buah.
Saat ini yang menjadi ancaman dalam perdagangan skala internasional adalah lalat buah. Lalat buah menjadi salah satu ancaman utama dan bisa menjadi spesies invasif. Serangga ini dapat merusak buah ketika memasuki masa panen sehingga keberadaannya sangat merugikan dibidang pertanian.
Salah satu teknik pengendalian yang masih kurang dilakukan yaitu teknik pengendalian serangga mandul dengan radiasi nuklir. Teknik ini harapannya bisa menjadi salah satu solusi utama dalam melakukan pengendalian yang ramah lingkungan dan memberikan efek yang signifikan dibidang pertanian. Metode pengendalian hama yang mengandalkan pelepasan serangga jantan mandul ke lahan pertanian yang memiliki intensitas serangan hama yang tinggi. Pada prinsipnya, serangga jantan mandul yang dilepaskan tidak mampu membuahi betina, sehingga tidak terbentuk keturunan. Hal tersebut dapat menurunkan populasi hama secara bertahap dan tidak berkembang di lahan tersebut.
Radiasi nuklir, terutama sinar gamma, digunakan untuk merusak DNA serangga tanpa membunuhnya. Serangga jantan yang telah terpapar radiasi akan kehilangan kemampuan untuk memproduksi sperma yang berfungsi secara normal, tetapi tetap aktif secara seksual dan dapat bersaing dengan serangga jantan normal untuk kawin. Setelah serangga jantan mandul kawin dengan betina, telur yang dihasilkan tidak akan menetas sehingga lalat buah tidak berkembang.
Penggunaan sterile insect technique (SIT) dalam pengendalian lalat buah telah berhasil diimplementasikan di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Meksiko, dan beberapa negara di Afrika dan Asia. Dalam praktiknya, serangga lalat buah yang ditangkap di laboratorium akan diradiasi sebelum dilepaskan kembali ke area lahan pertanian yang terkena hama. Pelepasan serangga jantan mandul dilakukan secara berkelanjutan dalam jumlah besar agar mampu menekan populasi secara signifikan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Indah dkk, (2005) bahwa pelepasan lalat buah buah Jantan mandul menyebabkan penurunan jumlah keturunannya sebanyak 84%. Hal ini menunjukkan bahwa peluang penggunaan radiasi sangat menguntungkan dalam pengendalian serangga hama.
Beberapa keuntungan menerapkan metode SIT:
1. Ramah Lingkungan: SIT tidak memerlukan penggunaan pestisida kimia sehingga tidak meninggalkan residu berbahaya bagi tanaman maupun serangga berguna lainnya.
2. Tidak Menimbulkan Resistensi pada serangga
3. Tepat Sasaran pada spesies tertentu sehingga tidak mematikan serangga berguna seperti serangga penyerbuk dan serangga predator di lingkungan pertanian.
Tantangan dalam menerapkan metode SIT yaitu:
Terdapat beberapa tantangan yang dihadapi dalam penerapannya sehingga masih kurang diterapkan dalam sektor pertanian di Indonesia: Biaya produksi yang cukup mahal, diperlukannya manajemen yang teratur dalam proses pelepasan serangga dan memperhatikan kondisi geografis di area pertanian.
Minta bantuan Pak Dayat