Persiapan pertanaman merupakan tahapan budi daya tanaman yang pertama dilakukan bertujuan untuk meningkatkan efektivitas kegiatan budi daya padi dan mengurangi risiko terjadinya kerugian hasil panen dengan melakukan perencanaan yang sistematis.
Persiapan pertanaman merupakan serangkaian kegiatan perencanaan yang dilakukan sebelum budi daya padi dilakukan. Kegiatan persiapan pertanaman meliputi penentuan sistem pertanaman, penentuan irigasi dan drainase, hingga persiapan logistik selama budi daya mencakup perhitungan kebutuhan benih, pupuk, obat-obatan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT).
Jenis lahan : lahan kering / tegal dan lahan sawah
Bahan tanam : benih padi dengan potensi hasil 6-7 ton/ha
Topografi lahan : datar
Penentuan sistem pertanaman ini sangat bergantung pada target hasil pertanaman, kondisi lahan, lingkungan, iklim (curah hujan), dan aspek sosial pelaku budi daya tanaman.
Monokultur padi
Gambar. Sistem pertanaman monokultur padi sawah
Contoh pola tanam padi di lahan kering
Contoh pola tanam padi di lahan sawah
Penentuan sistem irigasi merupakan strategi pengelolaan air di lahan budi daya padi untuk memenuhi kebutuhan air tanaman sesuai dengan fase pertumbuhannya.
Jenis sistem irigasi
Jenis sistem irigasi yang digunakan pada lahan sawah yaitu irigasi di atas permukaan tanah (Furrow Irrigation).
Sistem irigasi dengan menggunakan parit/alur kecil sebagai jalan air. air mengalir sesuai dengan kemiringan dan tanaman berada diantara parit tersebut, cocok untuk tanaman yang tidak tahan genangan.
Gambar. Sistem irigasi di atas permukaan tanah pada lahan padi
Sumber air:
Lahan sawah π‘Ί sungai irigasi
Lahan kering π‘Ί pompa air atau air tadah hujan
Kebutuhan air untuk tanaman padi minimal adalah 200 mm/bulan secara berurutan selama 4 bulan. Air ini digunakan pada fase pertumbuhan vegetatif, generatif, hingga fase pematangan.
Tabel. Kebutuhan air tanaman padi berdasarkan lama fase fenologi
Fase | Kebutuhan Air (mm) | Lama Fase Fenologi (hari) |
---|---|---|
Pembentukan tunas | 50 | 10 |
Vegetatif | 320 | 60 |
Generatif (pembungaan) | 80 | 15 |
Generatif (pengisian biji) | 85 | 20 |
Pematangan | 65 | 15 |
Sumber: Pinto et al., 2020
Terdapat dua kegiatan yang mendukung pembuatan sistem drainase yaitu mengatur tingkat kemiringan lahan (land grading) dan penghalusan permukaan lahan (land smoothing). Pengaturan kemiringan dan penghalusan permukaan lahan dilakukan secara berkala untuk menjamin kemiringan tetap terjaga dan drainase dapat berjalan dengan optimal.
Sistem Drainase: Drainase di atas permukaan tanah, yaitu drainase acak atau paralel
Saluran drainase merupakan saluran yang sama dengan saluran irigasi yang kemudian dikumpulkan pada saluran yang tegak lurus dengan arah bedengan.
Gambar. Drainase di atas permukaan tanah
(Sumber: https://www.fao.org/)
Gambar. Drainase di atas permukaan pada lahan budi daya padi
Persiapan logistik merupakan kegiatan yang dilakukan dalam persiapan pertanaman dengan mempersiapkan semua komponen yang dibutuhkan selama budi daya tanaman, mulai dari persiapan bahan tanam yaitu persiapan benih, persiapan pupuk, persiapan kebutuhan obat-obatan untuk Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), hingga mempersiapkan komponen pendukung pertumbuhan raga tanaman (bagi sebagian komoditas budi daya).
Benih yang baik akan menghasilkan bibit yang sehat dan menghasilkan produksi yang lebih tinggi, sehingga perlu dipastikan benih yang akan digunakan adalah benih bersertifikat. Berikut adalah standar mutu benih padi:
Tabel. Standar mutu benih padi
Parameter | Nilai |
---|---|
Kadar air (maksimal) (%) | 13 |
Benih murni (minimal) (%) | 99,0 |
Kotoran benih (maksimal) (%) | 1 |
Biji gulma (%) | 0 |
Daya Berkecambah (minimal) (%) | 80 |
Cara efektif untuk meningkatkan hasil padi dengan sumber daya yang terbatas adalah dengan memilih benih terbaik yang tersedia dan menghitung jumlah benih yang dibutuhkan dengan tepat.
Benih yang baik selain bersertifikat juga harus memiliki kriteria sebagai berikut:
Benih yang baik menghasilkan bibit yang lebih sehat, lebih berat, dan berpotensi menghasilkan lebih banyak.
Benih yang baik menghasilkan bibit yang cepat pulih dari guncangan saat pemindahan.
Benih yang baik menghasilkan pertumbuhan akar yang cepat, memungkinkan bibit memperoleh nutrisi dari tanah dengan cepat dan efektif.
Benih yang baik menghasilkan perkecambahan dan pertumbuhan bibit yang seragam, sehingga memudahkan petani untuk mengatur waktu praktik pengelolaan tanaman (misalnya waktu tanam, irigasi, pemupukan, dan penyiangan).
Benih yang baik memiliki tingkat perkecambahan yang tinggi, mampu berkecambah dengan kecepatan paling sedikit 80%.
Murni secara genetik (kemurnian genetik tidak selalu dapat ditentukan dengan inspeksi visual; cara terbaik untuk memastikan kemurnian genetik adalah dengan mendapatkan benih dari sumber yang dapat dipercaya - misalnya Kementerian Pertanian, perusahaan benih- atau dengan mendorong petani untuk memproduksi benih mereka memiliki benih sendiri).
Benih sudah dikeringkan hingga kadar air kurang dari 14% (karena benih yang tidak dikeringkan dengan benar sering kali membusuk selama penyimpanan).
Benih bebas dari gulma, penyakit, serangan hama, dan dari bahan laiinya (misalnya sekam, biji-bijian kosong, pasir, biji-bijian pecah).
Kebutuhan benih di lapangan dapat dihitung dengan menggunakan beberapa komponen yang diketahui yaitu:
Informasi berat 1000 butir benih
Luas lahan budi daya
Jarak tanam
Daya tumbuh benih
Jumlah benih/bibit per lubang tanam
Kebutuhan benih = (L / JT) x (100 / DT) x JB x (Berat 1000 benih / 1000)
Keterangan:
L : Luas lahan
JT : Jarak tanam
DT : Daya Tumbuh (%)
JB : Jumlah benih per lubang
Jarak tanam = 25 cm x 25 cm
Daya tumbuh = 85 %
Jumlah tanaman per lubang = 2
Berat benih 1.000 butir = 27 g
Maka, kebutuhan benih untuk 1000 m2 adalah :
Kebutuhan benih = (L / JT) x (100 / DT) x JB x (Berat 1000 benih / 1000)
Kebutuhan benih = (1.000 / (0,25 x 0,25)) x (100 / 85) x 2 x (27 / 1000) = 1.016 g atau = 1,02 kg benih padi
Kebutuhan benih tersebut jika semua komponen sesuai dengan fakta di lapangan. Jika terjadi hal yang tidak terduga atau faktor lain yang biasa terjadi, misalnya jumlah bibit tidak semua terisi 2 bibit per lubang atau terjadi serangan OPT pada bibit/benih padi, maka diperlukan tambahan benih cadangan misalnya sebanyak 10% atau 15%.
Sehingga, jika dari contoh di atas, maka dapat diperoleh kebutuhan benih padi untuk 1.000 m2 yaitu:
Kebutuhan benih = 1,02 kg x 10% = 1,12 kg benih padi
Tujuan dilakukan pemupukan antara lain untuk memperbaiki kondisi tanah, meningkatkan kesuburan tanah, memberikan nutrisi untuk tanaman, dan memperbaiki kualitas serta kuantitas tanaman.
Tabel. Kebutuhan pupuk berdasarkan fase pertumbuhan padi
Fase | Jenis dan jumlah | Cara |
---|---|---|
Lahan Sawah | ||
1 bulan sebelum penanaman | Pupuk kompos yang berasal dari jerami atau sisa tanaman dan dari limbah kotoran ternak (perbandingan 2:1) minimal 1-2 ton/ha. | Pupuk disebar di atas permukaan lahan (broadcasting), kemudian diolah bersamaan dengan pengolahan lahan. |
Cara Pertama | 300 kg/ha NPK Phonska + 100-150 kg/ha Urea | |
7-10 HST/HSPT | Pupuk dasar: 150 kg/ha NPK Phonska Atau 150 kg/ha NPK Phonska + 25 kg Urea | Disebarkan sesuai alur/baris tanaman atau ditugal/ditempatkan dalam lubang dekat perakaran kemudian ditutup tanah. |
15-21 HST/HSPT | 150 kg/ha NPK Phonska + 50 kg/ha Urea | |
35-40 HST/HSPT | 50-100 kg/ha Urea
Atau 50-75 kg/ha Urea | |
15, 30, 70 HST/HSPT | Pupuk hayati/POC/MOL | Penyemprotan (spraying) |
Cara Kedua | 200-250 kg/ha Urea + 100 kg/ha TSP/SP-36 + 75 kg/ha KCl | Disebarkan sesuai alur/baris tanaman atau ditugal/ditempatkan dalam lubang dekat perakaran kemudian ditutup tanah. |
7-10 HST/HSPT | 50 kg/ha Urea + 50 kg/ha TSP/SP-36 + 40 kg/ha KCl | |
15-21 HST/HSPT | 100 kg/ha Urea + 50 kg/ha TSP/SP-36 + 35 kg/ha KCl | |
35-40 HST/HSPT | 50-100 kg/ha Urea Jika kondisi daun masih terlihat hijau, pemupukan ketiga bisa dikurangi menjadi 50-75 kg/ha Urea. | |
15, 30, 70 HST/HSPT | Pupuk hayati/POC/MOL | Penyemprotan |
Cara Ketiga | 300 kg/ha NPK Phonska + 100-150 kg/ha Urea Atau 150 kg/ha NPK Phonska + 50-100 kg/ha urea + 100 kg/ha TSP/SP-36 + 75 kg/ha KCl | Disebarkan sesuai alur/baris tanaman atau ditugal/ditempatkan dalam lubang dekat perakaran kemudian ditutup tanah. |
15-20 HST/HSPT | 150 kg/ha NPK Phonska + 100 kg/ha Urea Atau 150 kg/ha NPK Phonska + 100 kg/ha TSP/SP-36 + 75 kg/ha KCl | |
35-40 HST/HSPT | 150 kg/ha NPK Phonska + 0-50 kg/ha Urea Atau 50-100 kg/ha Urea | |
Lahan Kering | ||
1 bulan sebelum penanaman | Pupuk kompos yang berasal dari jerami atau sisa tanaman dan dari limbah kotoran ternak (perbandingan 2:1) minimal 1-2 ton/ha. | Pupuk disebar di atas permukaan lahan (broadcasting), kemudian diolah bersamaan dengan pengolahan lahan. |
Padi Gogo Tanah Masam (diberikan 3 kali seperti pada lahan sawah) | 200-250 kg/ha Urea + 100-200 kg/ha SP-36 + 50-100 kg/ha KCl Amelioran (kapur/dolomit, biochar) 1 ton/ha | Disebarkan sesuai alur/baris tanaman atau ditugal/ditempatkan dalam lubang dekat perakaran kemudian ditutup tanah. |
Padi Gogo Tanah Non-Masam (diberikan 3 kali seperti pada lahan sawah) | 150-200 kg/ha Urea + 50 kg/ha ZA + 100-200 kg/ha SP-36 + 50-100 kg/ha KCl | |
Lahan Gambut dan Sulfat Masam | ||
Padi β Lahan Gambut (diberikan 3 kali seperti pada lahan sawah) | 200-250 kg/ha Urea + 50-100 kg/ha SP-36 + 50-100 kg/ha KCl Amelioran (kapur/dolomit, biochar) 2 ton/ha | Disebarkan sesuai alur/baris tanaman atau ditugal/ditempatkan dalam lubang dekat perakaran kemudian ditutup tanah. |
Padi β Lahan Sulfat Masam (diberikan 3 kali seperti pada lahan sawah) | 200-250 kg/ha Urea + 50-100 kg/ha SP-36 + 50-100 kg/ha KCl Amelioran (kapur/dolomit, biochar) 2 ton/ha |
Tabel. Gejala defisiensi unsur hara pada tanaman padi
No. | Unsur Hara | Gejala Defisiensi |
---|---|---|
1 | Nitrogen (N) 20-25 kg N/ton hasil gabah |
|
2 | Fosfor (P) 6,4 kg P2O5/ton hasil gabah |
|
3 | Kalium (K) 19 kg K2O/ton hasil gabah |
|
4 | Seng (Zn) 0,05 kg Zn/ton hasil gabah |
|
5 | Sulfur (S) |
|
6 | Kalsium (Ca) |
|
7 | Magnesium (Mg) |
|
8 | Besi (Fe) |
Sebaliknya, gejala toksisitas (kelebihan/keracunan) Besi menyebabkan tanaman:
|
9 | Mangan (Mn) |
|
10 | Boron (B) |
Sebaliknya, gejala toksisitas (kelebihan/keracunan) Boron menyebabkan tanaman:
|
11 | Tembaga (Cu) |
|
12 | Silika (Si) |
|
Persiapan obat-obatan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan strategi untuk menangani potensi kerugian akibat adanya gangguan OPT. Penggunaan obat-obatan ini merupakan langkah terakhir yang digunakan untuk pengendalian OPT ketika cara manual tidak bisa mengendalikan kerugian akibat OPT.
Penggunaan pestisida dalam konsep penanganan hama terpadu (PHT) penggunaan pestisida harus memenuhi enam tepat : yaitu (1) tepat sasaran, (2) tepat mutu, (3) tepat jenis pestisida, (4) tepat waktu, (5) tepat dosis atau konsentrasi, dan (6) tepat cara penggunaan.
Tabel 5. Jenis OPT dan obat-obatan yang dapat dipersiapkan
Jenis OPT | Jenis dan jumlah obat | Cara |
---|---|---|
Tikus | Racun tikus (rodentisida) yang telah terdaftar (misalnya yang berbahan aktif Seng fosfida 80%) | Rodentisida dicampurkan dengan gabah padi atau umpan tikus yang digemari (selai kacang, padi, beras, terasi, dll), lalu letakkan di lubang tikus/tempat yang biasa tikus berkeliaran. |
Siput/Keong mas/Bekicot | Moluskisida (misalnya yang berbahan aktif Metaldehyde 5%, Niklosamida 70%) | Terapkan produk hanya ke titik rendah dan kanal daripada ke seluruh bidang. Moluskisida sebaiknya hanya digunakan segera setelah tanam atau selama fase pembentukan bibit pada padi yang disemai langsung; dan hanya untuk beras yang berumur kurang dari 30 hari. |
Wereng hijau Wereng coklat | Insektisida (misalnya yang berbahan aktif Tiametoksam 25%, Pimetrozin 50%) | Hanya aplikasikan insektisida pada persemaian dan sesuaikan dengan dosis yang dianjurkan. Penyemprotan volume tinggi saat intensitas serangan hama mencapai ambang pengendalian. |
Ulat grayak | Pestisida nabati Insektisida (misalnya yang berbahan aktif Profenofos 500 g/l, Permetrin 200 g/l) | Disemprotkan dengan interval 3-4 hari sekali di sore hari. Penyemprotan volume tinggi saat intensitas serangan hama mencapai ambang pengendalian. |
Hama penggerek batang/sundep | Insektisida (misalnya yang berbahan aktif Klorantraniliprol 100 g/l, Tiamektosam 200 g/l) | Penyemprotan volume tinggi saat intensitas serangan hama mencapai ambang pengendalian. |
Blast | Fungisida (misalnya yang berbahan aktif Trisiklazol 200 g/l) | Penyemprotan volume tinggi pada jamur penyebab penyakit blast pada padi dilakukan pada musim tanam labuhan atau pada periode tanam akhir tahun. |
Hawar daun bergaris | Fungisida berbahan dasar Copper (tembaga oksida 56%) | Diberikan jika tanaman sudah terinfeksi parah, dengan diaplikasikan pada tajuk/daun hingga batang tanaman padi. |
Hawar daun bakteri/Penyakit kresek | Bakterisida (misalnya yang berbahan aktif Streptomisin sulfat 15%, Oksitetrasiklin, Plantomycin 7SP, Benomil 50%) | Diberikan jika tanaman sudah terinfeksi parah, dengan diaplikasikan pada tajuk/daun hingga batang tanaman padi. |
Bercak coklat | Fungisida (misalnya, iprodione, propiconazole, azoxystrobin, trifloxystrobin, dan carbendazim) | Gunakan fungisida sebagai perawatan benih. Perlakuan benih bisa dilakukan bersamaan dengan perendaman air panas (53β54 Β°C) selama 10β12 menit sebelum tanam, untuk mengendalikan infeksi primer pada tahap pembibitan. |
Luka api palsu | Fungisida (misalnya yang berbahan aktif Difenokonazol dan Azoksistrobin) | Diberikan jika tanaman sudah terinfeksi parah, dengan diaplikasikan pada tajuk/daun hingga batang tanaman padi. |
Hawar pelepah/busuk daun | Fungisida dan bakterisida (misalnya yang berbahan aktif Tiodiazol 200 g/l, tembaga hidroksida 77%) | Diberikan jika tanaman sudah terinfeksi parah, dengan diaplikasikan pada tajuk/daun hingga batang tanaman padi. |
Busuk pelepah daun bendera | Fungisida perlakuan benih (misalnya, carbendazim, edifenphos, atau mancozeb). Fungisida daun (misalnya, benomyl dan copper oxychloride). | Terapkan fungisida perlakuan benih sebagai perlakuan benih dan penyemprotan daun pada tahap pengisian benih. Terapkan fungisida daun sebagai semprotan daun. |
Tungro | Insektisida nabati | Untuk pencegahan dilakukan penyemprotan setiap minggu sekali. Untuk penanggulangan bisa disemprotkan interval 4 hari sekali. |
Nematoda simpul akar | Nematisida; Karbofuran |
|
Minta bantuan Pak Dayat